ULFA WAHYUNI, S. Pd.I.

Anak ke tiga dari empat bersaudara ini Lahir di Langsa Aceh Timur, menempuh kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2004-2008. Saat ini aktif mengajar d...

Selengkapnya
Navigasi Web
Haji Agus Salim Sang Polygot
H. Agus Salim Sang Polygot

Haji Agus Salim Sang Polygot

Haji Agus Salim Sang Polyglot

Tantangan Hari ke - 5

#TantanganGurusiana

Oleh: Ulfa Wahyuni, S.Pd.I

Membaca buku tentang pahlawan bagi sebagian orang adalah kegiatan yang kurang menarik. Karena buku tentang pahlawan berbicara tentang masa lalu yang terkesan lusuh dan kuno. Siang itu pandangan saya tertuju pada sebuah buku yang ada di atas meja rekan sesama guru. Buku berwarna hijau dengan judul H. Agus Salim yang diterbitkan oleh Mutiara Sumber Widya setebal 62 halaman. Saya memaksakan diri untuk mengambil buku tersebut. “Saya harus membaca buku ini sampai habis, karena bulan ini belum ada buku yang saya baca, belum ada asupan diksi bergizi yang saya cerna”, saya bertekad dalam hati.

Keesokan harinya, saya mulai membaca lembar pertama buku H. Agus Salim. Agus Salim lahir di Koto Gadang sebuah Nagari di dekat Bukittinggi, Sumatera - Barat. Nagari Koto Gadang memiliki pemandangan yang indah dan udara yang sejuk. Nagari Koto gadang berdekatan dengan sebuah ngarai yang curam yang dikenal dengan nama Ngarai Sianok, Grand Canyon nya Indonesia.

Agus Salim kecil adalah anak yang cerdas, pandai bergaul, jenaka dan lucu sehingga ia disenangi oleh kawan – kawannya. Pagi hari Agus Salim kecil belajar di sekolah dasar belanda di Bukittinggi dan sore harinya ia belajar mengaji Al – Quran dan juga belajar silat.

Pada tahun 1903 Agus Salim lulus dalam ujian akhir dengan menjadi bintang pelajar karena nilainya berada pada posisi puncak. Agus Salim selalu bekerja di luar dinas pemerintahan Hindia Belanda karena itulah pendiriannya.

Tahun 1906 Agus Salim bekerja di Konsulat Belanda di Jeddah untuk memenuhi keinginan ibunya yang telah meninggal dunia. Di Jeddah Agus salim tidak hanya bekerja, ia juga memperdalam pengetahuannya tentang agama. Agus Salim mendapat bimbingan dari saudara sepupunya Syekh Ahmad Khatib yang berasal dari Minangkabau dan bermukim di Mekah.

Polyglot adalah sebutan untuk orang – orang yang mampu berbicara dalam banyak bahasa, biasanya lebih dari 5 bahasa. Haji Agus Salim adalalah seorang polyglot karena ia menguasai Bahasa Belanda, Inggris, Jerman, Prancis, Turki, Jepang, dan Bahasa Arab. Tak ketinggalan Agus Salim juga menguasai Bahasa Melayu, Jawa dan sunda.

Saya berpikir, cerdas sekali H. Agus Salim mampu menguasai berbagai bahasa dunia dan daerah. Bagaimana cara beliau memahaminya. Sistem pendidikan atau pergaulan yang melahirkan sang polygot seperti H. Agus Salim.

Sebuah tantangan untuk sistem pendidikan saat ini.

WaAllahu’alam.

Tanjung Emas, 19 Januari 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Heee, jangan sampai hanyut bunda. Masih belajar untuk menghilangkan karat di otak. Salam literasi bunda.

19 Jan
Balas

Saluuuuut,Perfect sekali.Semoga berlanjut. Tenang yang mengahanyutkan.

19 Jan
Balas



search

New Post