ULFA WAHYUNI, S. Pd.I.

Anak ke tiga dari empat bersaudara ini Lahir di Langsa Aceh Timur, menempuh kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2004-2008. Saat ini aktif mengajar d...

Selengkapnya
Navigasi Web
Trouble Maker dalam Sosiodrama
Pembelajaran

Trouble Maker dalam Sosiodrama

Tantangan Hari ke - 8

#TantanganGurusiana

Oleh: Ulfa Wahyuni, S.Pd.I

Hari Selasa adalah hari yang “menantang” adrenalin bagi saya. Setiap Hari Selasa saya mengajar sejak pukul 07.30 sampai pukul 14.10, 8 jam pembelajaran.

Beberapa minggu yang lalu saya sudah membuat rencana pembelajaran untuk kelas 7, 8, dan 9 semester 2. Saya berusaha membuat Rencana pembelajaran sebanyak satu lembar sesuai arahan Mas Menteri. Namun saya hanya mampu membuat rencana pembelajaran sebanyak 2 lembar per pertemuan. Di sebabkan oleh ada beberapa “kalimat – kalimat sakti” yang tidak mungkin saya hilangkan, seperti Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan indikator Pencapaian Kompetensi.  

Tibalah saatnya mengajar di kelas 7 selama 3 jam pembelajaran. Materi kali ini adalah Empati Itu Mudah Menghormati Itu Indah. Pembelajaran dimulai pukul 09.40 sampai pukul 12.00 diselingi istirahat 20 menit.

Berdasarkan rencana pembelajaran yang saya buat, pembelajaran kali ini di kelas 7 menggunakan metode sosiodrama. Metode ini saya pilih karena trend yang sedang marak saat ini adalah menonton youtube. Saya ingin mengajak peserta didik tidak hanya jadi penonton Youtube, tapi juga menjadi pembuat cerita seperti yang ditayangkan di youtube. Berlatih untuk tidak hanya menjadi user tetapi menjadi maker.

Di awal pembelajaran saya menampilkan sebuah gambar daerah yang terdampak banjir (biasa disebut galodo di daerah saya). “Bagaimana perasaanmu saat melihat gambar tersebut?”, saya bertanya pada seluruh peserta didik. Sebagian besar mereka memberi jawaban yang hampir sama,  sedih, kasihan, ingin membantu. Namun ada satu peserta didik yang memberikan jawaban yang berbeda; “Biasa saja bu, namanya juga musibah harus ditanggung bagaimanapun keadaannya”, ucapnya.

Saya menerima semua pernyataan peserta didik termasuk jawaban terakhir yang agak “nyeleneh”. Selanjutnya saya meminta agar kelas dibagi menjadi 3 kelompok. Peserta didik saya bebaskan untuk memilih anggota kelompoknya sendiri.

Selanjutnya peserta didik diminta untuk membuat sebuah skenario yang berkaitan dengan empati. Skenario tersebut nantinya akan di tampilkan di depan kelas.

Masing –masing kelompok mulai sibuk dengan skenario yang akan dibuat. Mereka terlihat asyik mendiskusikan bentuk skenario yang akan mereka tampilkan. Tak ada satupun anggota yang tidak acuh dalam diskusi kelompok. Selanjutnya saya berdiri di samping kelompok yang salah satu peserta didiknya memberi jawaban “nyeleneh” di awal pembelajaran tadi. Saya mencoba masuk dalam diskusi mereka. “Dalam sebuah cerita ada tokoh baik dan ada tokoh jahat”.  “Kamu yang jadi tokoh baik dan kamu  yang jadi tokoh jahat ya”, ucap saya pada 2 anggota kelompok secara bergantian.

Peserta didik yang saya tunjuk untuk menjadi peran baik hanya tersenyum – senyum saja. Sementara yang satunya ptotes: “Bu saya tidak mau jadi orang jahat, saya mau jadi tukang bubur saja”, ucapnya.  Percakapan pun berlanjut, saya mengaitkan kehidupan nyata peserta didik itu dengan peran “jahat” yang saya sarankan.

“Kalau kamu tidak mau jadi “jahat”, kamu jadi kucing saja”, ucap salah satu aggota kelompok lain. Seluruh kelals tertawa. Saya hanya tersenyum dan berusaa menetralkan suasana. “Maaf ya ibu tertawa, dan temanmu cuma bercanda tadi, iya kan!” ucap saya menekankan pada peserta didik yang asal bicara tadi. “iya bu”, jawabnya.

Pembelajaran berlangsung dengan asyik. Rasa mengantuk yang biasa hadir di siang hari tak berani mendekat. Senangnya melihat semua peserta didik bergembira dalam pembelajaran.

 Tanjung Emas, 22 Januari 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Trik ibu gurunya keren

22 Jan
Balas

Mohon bimbingannya Bu dalam menulis

22 Jan
Balas



search

New Post